Banyak Orang Bingung apa Itu Mentor, Coach, Konsultan, Trainer, dan Praktisi. Belum lagi julukan2 lain seperti motivator lah, apalagi lah.
Tulisan ini berasal dari kawan saya seorang pengusaha, bernama Yossa Setiadi, dan disadur ulang dengan bahasa saya sendiri, agar sesuai dengan perkembangan jaman dan kondisi.
Disini diambil contoh dengan membeli mobil.
Pertanyaan nya, jika saya mau belajar, belajar nya ke siapa? Pertama, sebelum memilih, Anda harus paham dulu apa yang Anda butuhkan. Namanya belajar, itu ada dua poin, yaitu strategi dan teknis. Nah, butuhnya yang mana? Karena ada orang-orang yang bisa ngajarin keduanya, ada juga yang tidak.
Misalnya, Praktisi dan Coach adalah orang yang punya kemampuan lengkap soal strategi dan teknis, karena mereka terbiasa terlibat dalam pekerjaan tersebut. Terutama praktisi, dimana mereka hampir selalu terlibat langsung dalam kegiatan yang dijalankan. Jika diperlukan, praktisi bisa menjadi konsultan juga atau bagian lain.
Sedangkan teknis, pergilah mencari trainer. Trainer paham soal teknis bahkan lengkap dengan istilah2 nya, hingga bagian terdalam, yang bahkan mungkin praktisi, coach, dll nya tidak tahu namanya. Itu kenapa banyak praktisi dan coach yang belajar hal teknis pada trainer. Karena praktisi, coach, konsultan ini biasanya kurang paham soal teori. Contoh deh, supir Bajaj kalau ditanya soal istilah mesin, belum tentu ngerti dia. Tapi kalau disuruh benerin mesin, dia bisa.
Apakah ada orang yang punya kemampuan menjadi trainer, coach, praktisi, dan lain2? Ada aja sih, meski jumlahnya tidak banyak. Biasa nya, orang ini lahir dari pekerjaan nya sendiri. Misalnya, orang-orang dari agency, yang mana tentu saja mereka ini banyak bekerja dengan berbagai orang dengan bidang bisnis macam-macam, sehingga kemampuan teknis, pengalaman, strategi nya sudah terasah biasanya. Misal nya, klien bisa hire saya
Yang banyak diluaran sana biasanya orang dengan kemampuan terpisah. Ada yang coach, tapi bukan konsultan, dan semacam itu. Semua kembali ke kebutuhan Anda.